1 Rojab 1444 H / 23 Januari 2023 Kholwat di Ponpes Thariqah Sulaiman Lebakayu ; Padepokan Suluk Naqsabandiyah Khalidiyah Madiun

Daftar Isi [Tampil]

Khalwat, dalam bahasa kita mengandung dua makna yang bersilang jauh. Pertama, bermakna mengasingkan diri di tempat yang sunyi untuk bertafakur, beribadah dan seterusnya, dan kedua, bermakna berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di tempat sunyi atau tersembunyi.

Kendati bersilang jauh, namun kedua makna tersebut bermuara pada satu titik temu, yakni sama-sama berada di tempat yang sunyi. Dan, sudah barang tentu yang menjadi kajian kita adalah khalwat dengan makna pertama.

Khalwat bagi para pengamal Tarekat Naqsabandiyah adalah amalan wajib yang tidak dapat ditawar. Karena bagi mereka, seorang salik (hamba yang tengah berupaya menuju esensi Allah dengan makrifatnya) tidak akan pernah mencapai tujuan, yakni wushul ilallah kecuali dengan berkhalwat.

Terkait pentingnya khalwat dalam prinsip Tarekat Naqsabandiyah, Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili menulis sebuah statemen dalam Tanwirul Qulub fi Mu’amalati ‘Allamil Guyub (hal. 552). Al-Kurdi mengatakan,

إعلم أنه لا يمكن الوصول إلى معرفة الأصول وتنوير القلوب لمشاهدة المحبوب إلا بالخلوة خصوصا لمن أراد إرشاد عباد الله إلى المقصود

Artinya, “Ketahuilah, bahwa seorang salik tidak mungkin sampai pada makrifat esensi Tuhan dan menerangi jiwa-jiwa tersesat kecuali dengan berkhalwat. Secara terutama bagi mereka yang sanggup mengemban amanah menunjukkan jalan yang benar kepada umat manusia.”

Sedangkan khalwat Nabi setelah menjadi Rasul, adalah memohon kepada Allah Swt, agar wahyu kembali turun setelah terputus beberapa waktu karena Nabi SAW berjanji menjawab pertanyaan seorang musyrik mengenai ashabul kahfi tanpa mengatakan insya Allah.

Seorang murid tarekat yang berkhalwat, katanya, hendaklah melepaskan diri untuk sementara waktu dari alam sekitar. Seluruh harta miliknya, dan keluarganya serta tidak meninggalkan khalwatnya kecuali untuk shalat berjamaah atau Shalat Jumat. Dalam keadaan seperti itu, ia harus terus menerus mengingat Allah dan tidak memperhatikan apa yang didengar dan dilihatnya, agar dirinya tidak terganggu.

Selama itu pula ia harus tetap bersuci dengan wudlu', tidak tidur kecuali amat letih, dan tidak putus-putusnya berdzikir.

amaliah yang dilakukan seseorang selama berkhalwat dan tata caranya tergantung pada aliran tarekat dan ajarannya. Misalnya, tarekat Naqsyabandiah menetapkan tata cara khalwat sebagai berikut.

Pertama, khalwat itu dilakukan dengan i'tikaf dalam masjid/surau/bilik. Kedua, orang yang melakukan khalwat harus senantiasa berwudlu. Setiap batal wudlunya, ia harus berwudlu kembali dan kemudian Shalat Tobat dua rakaat karena meninggalkan khalwat dipandang telah melakukan dosa.

Ketiga, mengerjakan zikir. Dalam tarekat Naqsyabandiah, zikir itu terbagi atas zikir darajat dan zikir hasanat. Keempat, dalam berkhalwat hendaklah murid memisahkan diri dari orang banyak. Kelima, Shalat Berjamaah.

Keenam, hendaklah selama melakukan khalwat mengurangi makan, minum, tidur dan berkata-kata. Yang terutama dikurangi adalah perkataan lidah dan hati, hati hanya berdzikir kepada Allah SWT. Ketujuh, dalam berkhalwat memakai baju, kain sarung, dan tutup kepala putih karena warna putih melambangkan kesucian dan akan terlihat jelas bila terkena najis.

Kedelapan, selama khalwat murid meninggalkan pekerjaan jual beli dan segala pekerjaan duniawi lainnya yang dapat membuat hati lalai dari mengingat Allah SWT.

Kesembilan, tidak makan daging karena daging dapat membuat sifat manusia menjadi buas. Kesepuluh, sedapat mungkin berkhalwat itu memakai kelambu agar selain mencegah nyamuk, lalat dan lainnya yang mengganggu pikiran dalam berzikir, juga dapat mengingatkan orang yang berkhalwat seolah-olah ia berada dalam lubang kubur atau liang lahat.

Kesebelas, muka dan dadanya selalu dihadapkan ke arah kiblat. Kedua belas, berkhalwat melatih rasa sabar dan qana'ah atau menerima apa adanya.

Ponpes Thariqah Sulaiman; Padepokan Suluk Naqsabandiyah Khalidiyah Madiun Pada 1 Rojab 1444 H / 23 Januari 2023 kemarin Mengadakan Kholwat yang sebelumnya telah di sosialisasikan di 7 zawiyah berikut kutipan langsung dari Gus Nur Tsalis Mujib.

Berkaitan dg rencana pelaksanaan program kholwat 1 Rojab 1444 H / 23 Januari 2023 di Lebakayu. Dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tehnis pelaksanaan kegiatan serta memahamkan pentingnya amalan kholwat bagi warga thoriqoh sebagai rukun suluk yg harus dipenuhi. Maka dg ini diberitahukan bahwa kami akan mengadakan sosialisai program kholwat di zawiyah / tempat kegiatan kethoriqohan jalur Lebakayu. Sosialisasi tersebut diharapkan dapat diikuti oleh seluruh warga thoriqoh lebakayu.

Untuk itu dimohon kepada para Kyai Kholifah / perwakilan zawiyah yg kami kirimi pemberitahuan ini berkenan menghadirkan seluruh warga thoriqoh jalur Lebakayu di wilayah masing masing pada waktu / hari sesuai jadwal dibawah ini :

  1. Zawiyah Kec. Pitu, Blora ,Ngawi Kota dan sekitarnya di Masjid Dumplengan ( Ky. Nasrohan) pada hari ahad wage 8 Januari 2023 pukul 10.00 WIB. 
  2. Zawiyah Kec. Barat, Maospati dan sekitarnya di An Nur Tebon Barat pada hari senin 9 Januari pukul 18.00 WIB. 
  3.  Zawiyah Balerejo, Madiun dan sekitarnya di Masjid Ds. Kembangan pada hari selasa 10 Januari 2023 pukul 19.30 Wib. 
  4.  Zawiyah Pangkur meliputi desa desa di wilayahnya serta kec. Padas dan sekitarnya di ..... pada hari rabu 11 Januari 2023 pukul 19.30 wib. 
  5.  Zawiyah Pilangkenceng, caruban dan sekitarnya di Masjid Ds. Krebet Pilangkenceng pada hari kamis 12 Janiari pukul 19.30 wib. 
  6.  Zawiyah Lebakayu, Kec. sawahan dan sekitarnya di Masjid Sulaiman Lebakayu pada hari Jumat 13 Januari 2023 pukul 19.30 wib.
  7. Zawiyah Tirak Kwadungan dan sekitarnya di.... pada hari sabtu 14 Januari 2023 pukul 19.30 wib.

Demikian pemberitahuan dan penetapan jadwal sosialisasi kholwat ini kami sampaikan untuk segera ditindak lanjuti. Semoga rencana kegiatan ini mendapat rahmat & ridho Allah SWT.


     
     
     

alhamdulillah acara yang diselenggarakan berjalan dengan lancar dan di ikuti oleh 100 orang lebih dari berbagai zawiyah, dalam satu tahun kholwatakan diadakan 3 kali santri dapat memilih antara 3,7,10 hari atau full 40 hari, pada tanggal 1 Rojab 1444 H kemarin mayoritas santri memilih 3 hari dalam berkolwat.


Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Sobat. Yuk, ikuti artikel terbaru Uqro dengan klik tombol bintang di Google News alert-info

Post a Comment

Previous Post Next Post
close