Download Novel Asistenku putri kraton Rhea sadewa All Bab

Daftar Isi [Tampil]

Asistenku putri kraton Rhea sadewa

Sinopsis Novel Assistanku Putri Keraton

Hidup Galuh nyaris sempurna, lulusan sarjana hukum dengan status cumlaude, keturunan ningrat dari keraton, dan anak kesayangan. Hanya satu saja kekurangannya, kebebasan. Keputusan romonya untuk menjodohkan Galuh membuat gadis itu harus mengubur impiannya untuk menjadi pengacara.

Namun, Galuh tidak hilang akal. Dia melarikan diri dari acara perjodohannya dengan kabur ke Jakarta, kota sejuta mimpi. Galuh pun berharap dirinya akan sukses di sana. Namun, kenyataan tidak sesuai harapan. Bukannya jadi pengacara, Galuh malah berakhir menjadi asisten seorang CEO muda yang bersifat sangat moderat dan dikenal sebagai _playboy_ papan atas. Yang sialnya, bikin hidup Galuh jadi susah karena harus bekerja dua puluh lima jam per hari!

Mampukah Galuh mempertahankan ideologi konservatifnya atau justru ikut-ikutan menjadi anak Jakarta dengan pergaulan bebasnya?

Bab 1 Kepergian

Lulusan terbaik tahun ini berasal dari Fakultas Hukum dengan IPK 3.8, Raden Ajeng Galuh Kirana Sasmito," ucap MC yang membawakan acara kelulusan.

Galuh maju ke panggung dengan senyum semringah. Tepuk tangan penonton mengiringi penyematan selempang kelulusan di bahunya dan pemindahan tali topi wisuda dari kanan ke kiri.

Akhirnya, setelah perjuangan hampir 4 tahun, Galuh lulus dari Fakultas Hukum jurusan Hukum Pidana. Keluarganya tersenyum bahagia di meja tamu. Di tengah mereka, ada makhluk asing yang menyelip dan merusak pemandangan, membuat senyum Galuh seketika sirna.

Haryo Kusumo Wiloto, nama yang indah, bukan? Nama yang mengandung kegagahan, kehormatan, dan keterpandangan. Sangat kontras dengan wujudnya yang seperti Doraemon berwajah Nobita. Lihatlah, kancing kemejanya saja meronta ingin keluar karena terdesak lemak. Pria seperti itulah yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan Galuh.

Galuh berasal dari Yogya. Keluarganya masih sangat menjaga norma adat leluhur. Jangankan pacaran, pulang mendekati Magrib pun dia sudah akan diceramahi. Lalu, beginilah akhirnya, setelah lulus dia akan dinikahkan dengan cara perjodohan.

"Selamat ya, Galuh. Udah punya bayangan mau kerja di mana?"

Galuh tersenyum kecut. Kerja? Kerja apa? Bayangan yang kini terhampar di depannya adalah pelaminan, bukan kursi kerja yang dapat berputar dengan layar komputer yang menyala. Impiannya kandas, titel SH akan segera berganti jadi IRT, Ibu Rumah Tangga.

"Belum, Pak, lagi nyari."

Galuh sebenarnya enggan diingatkan tentang masa depan. Bagaimana lagi, masa depannya kini akan diisi dengan ayam, anak, dan bumbu-bumbu dapur, yang sangat jauh dari harapannya.

"Kalau kamu enggak keberatan, mau gabung sama firma hukum saya."

Harusnya saat ini Galuh jingkrak-jingkrak mendengar tawaran dosen kesayangannya-Pak Ruhut. Namun, tawaran itu malah membuat dada Galuh semakin sesak. Impiannya berada di ruang sidang harus kandas.

Bagi sebagian bangsawan Jawa, perempuan yang berkarier sambil menjalani rumah tangga adalah hal yang tidak awam. Anggapannya, perempuan tidak akan bisa menyeimbangkan antara mengurus keluarga dengan menuntaskan pekerjaan kantor.

"Iya, Pak, nanti saya pikirkan lagi."

Galuh tersenyum simpul. Kalau saja Galuh tidak dijodohkan, tawaran Pak Ruhut akan langsung diterimanya.

Tatapan Galuh berpindah dari Pak Ruhut ke arah orang tuanya.

Apakah mereka akan bahagia jika Galuh menikah? Apa Galuh hanya beban hingga harus dipasrahkan ke orang lain?

Di hadapannya, keluarga Sasmito memandang bangga. Aura kebahagiaan memancar sempurna dari wajah mereka.

Tedjo tidak menyangka, putri yang diremehkannya bisa jadi lulusan terbaik. Meski dalam hati Tedjo masih sering menggerutu, buat apa ijazah tinggi-tinggi kalau akhirnya di rumah juga, tapi tetap saja, melihat pencapaian anak gadisnya itu, rasa bangganya membuncah. "Ibu bangga sama kamu, Nduk. Kamu sekarang sudah sarjana."

Buat apa gelar kalau nggak dipake? Punya gelar cuma dipake buat ngulek sambel ayam kentaki. "Besok, keluarga Haryo akan berkunjung untuk membicarakan pernikahan kalian."

Galuh syok. Apakah secepat itu? Baru saja Galuh merasa bahagia karena kelulusannya, dan itu langsung sirna karena satu kata, pernikahan.

"Iya, Ibu," jawab Galuh sendu. Teganya! Wajah cantik begini mau ditukar pake sekarung tepung roti kremesan.

"Dik Galuh, selamat, ya! Mas enggak nyangka kamu lulus dengan nilai terbaik."

Galuh benci sekali melihat pria yang menjadi tunangannya itu. Haryo tidak ubahnya seperti patung gladak di depan alun-alun yang hanya bisa sebagai tersenyum sambil membawa ayam tersenyum sambil membawa pentungan di tangan kanannya. "Iya, Mas," jawab Galuh singkat.

Kini, tatapan keluarganya sekarang seolah berkata 'cie'. Dongkol to the max!

Tawa kebahagiaan terdengar dari arah pendopo. Keluarga Haryo telah tiba. Mereka berkumpul di ruang tamu, sesekali tampak saling bertukar gurauan. Sesaat kemudian mereka tampak berbicara serius. Entah apa yang mereka bicarakan. Satu hal yang Galuh yakini, obrolan di sana pasti ada kaitannya dengan pernikahannya.

Dia mengintip melalui ruas jendela kayu lalu mendecak kecil, semua tampak bahagia kecuali dia. Pernikahan ini membuat senyum semringah orang tuanya terbit dan badai petir bagi Galuh. Jelas, Galuh tidak akan pernah setuju dinikahkan di usia muda dengan orang yang menurutnya lebih cocok jadi patung gladak di depan gerbang daripada suami.

Skip to Bab 2 Tiba di ibu kota

Galuh tiba di Jakarta tepat saat fajar menyingsing.

Selamat datang ibu kota, soraknya dalam hati. Dengan semangat penuh, Galuh melangkah menuju pintu keluar kereta. Tangannya merentang lebar, meregangkan otot pertamanya di Jakarta. serta menghirup udara

"Eh minggir, kita mau jalan!"

Sapaan pertama orang yang lewat sangat tidak ramah. Galuh berdecak gemas, Dasar gak punya tata krama. Permisi kek, atau amit ajeng mlampah. Galuh menggeleng gemas. Galuh lupa, dia sekarang ada di Jakarta. Katanya Jakarta lebih kejam dari ibu tiri. Dia tidak boleh bersikap udik kalau tidak mau jadi korban penipuan atau penjambretan.

Segera, Galuh mengembalikan fokusnya. Dia mengingat-ingat kembali aturan-aturan yang diajarkan oleh teman kampusnya yang asli orang Jakarta dulu.

Peraturan pertama, jangan seperti orang udik. Oleh karena itu, Galuh memutuskan untuk berlagak sok ngota dengan memakai kacamata hitam dan berjalan dengan melenggak-lenggok seperti menthok. Menggelikan, tapi itu cukup berhasil.

Peraturan kedua, jangan naik taksi, terutama kalau sudah punya alamat yang akan dituju, bisa- bisa diberi argo kuda dengan tarif mahal. Galuh mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya, alamat teman SMA-nya yang juga anak dari salah satu abdi dalem istana, tujuan Galuh kini.

"Kalau enggak bisa naik taksi, maka ." Galuh mengeluarkan senjata andalannya, ponsel. Rasanya Galuh ingin sekali berswafoto dan mengunggahnya ke Instagram, namun dibuangnya jauh-jauh pikiran gilanya itu. Bisa-bisa Galuh langsung dijemput pulang oleh Romo.

Segera Galuh melakukan pencarian untuk bisa sampai ke alamat temannya. Tidak sampai dua puluh detik, mesin pencari berlogo G itu sudah menampakkan hasilnya. Begitu sudah menemukan informasi yang dia butuhkan, Galuh langsung beranjak ke alamat tujuannya.

dahi Galuh berkeringat, rasa haus begitu menyekat di kerongkongannya. Ini sudah agak siang, tapi dia belum juga menemukan alamat temannya itu. Menurut catatan kecilnya, kos temannya itu harusnya di sekitar pabrik ban.

Namun, setelah berjalan jauh dengan barang bawaan yang tidak sedikit, Galuh belum menemukan tanda-tanda keberadaan tujuan yang dicarinya. "Ini kenapa banyak gangnya? Yang mana nih kos-kosan si Sumi?" ucap Galuh sambil melihat secarik kertas di tangannya lagi.

"Nomer 27f." Astaga! Dia baru sampai di gang B. Ini mesti jalan sejauh apa lagi, sih, Sum, buat sampe ke rumahmu?

Baru beberapa langkah, kakinya yang beralaskan

sepatu merasa seperti menginjak sesuatu yang empuk dan lembek. "Sial!" umpatnya keras begitu melihat kotoran

ayam menempel sempurna di sepatu flatnya.

"Sudah sempit masih ya, ada yang nekat melihara ayam."

Download Novel Asistenku Putri Kraton Rhea Sadewa

Bagaimana penasaran dengan kelanjutanya Baca selengkapnya di tombil Bawah

Download Novel Asistenku Putri Kraton Rhea Sadewa /button/#e84393

Baca di App Novel Asistenku Putri Kraton Rhea Sadewa/button/#29c1e3

Also read other novels

Post a Comment

Previous Post Next Post
close