ALLAH ADA TANPA TEMPAT | IMAM MALIK

Daftar Isi [Tampil]

Ada sebuah ungkapan yang seringkali dikutip oleh kaum Musyabbihah (Wahhabiyyah sekarang) dan disandarkan kepada al Imam Malik yang tidak lain hanyalah kedustaan belaka.

riwayat tersebut adalah yang dikemukan oleh Suraij ibn an Nu’man dari Abdullah ibn Nafi’ dari al Imam Malik,

bahwa al Imam Malik berkata:

 

 الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شىء أي علمه

 

“Allah berada di langit, dan ilmu Nya di semua tempat”

riwayat ini adalah riwayat yang sama sekali tidak benar (Ghayr Tsabit).

Abdullah ibn Nafi’ dinilai oleh para ahli hadits

sebagai seorang yang dla’if.

 

قال الإمام أحمد عبد الله بن نافع الصائغ لم يكن صاحب حديث وكان ضعيفا فيه وأنه لا يُعتمد عليه

 

Al Imam Ahmad ibn Hanbal berkata: “’Abdullah ibn Nafi’ ash-Sha’igh bukan seorang ahli hadits, ia adalah seorang yang dla’if”.

 

قال ابن عدي (يروي غرائب عن مالك)

 

Al Imam Ibn Adi berkata: “Dia (Abdullah ibn Nafi’) banyak meriwayatkan Ghara-ib (riwayat - riwayat aneh dan asing) dari al - Imam

Malik”.

 

وقال ابن فرحون (كان أصم أميا لا يكتب)

Ibn Farhun berkata: “Dia (Abdullah ibn Nafi’)

adalah seorang yang tidak membaca dan tidak menulis”

Lalu bagaimanakah Aqidah Imam Malik?

 

Berikut salah satu penjelasannya dari Ulama Maliki

Al Imam Qadli al Qudlat Nashiruddin ibn al Munayyir al Iskandari al Maliki dalam kitab

al Muntaqa Fi Syaraf al Musthafa dalam menjelaskan ketiadaan tempat dan arah bagi Allah berkata:

 

ولهذا أشار مالك رحمه االله تعالى في قوله صلى االله عليه وسلم: "لا تفضلوني على يونس بن متى"،

فقال مالك إنما خص يونس للتنبيه على التنزيه لأنه صلى الله عليه وسلم رفع إلى نسبة واحدة ولو كان الفضل بالمكان لكان العرش ويونس عليه السلام هبط إلى قاموس البحر ونسبتهما مع ذلك من حيث الجهة إلى الحقّ جل جلاله ثم أخذ الإمام ناصر الدين يبدي أن الفضل بالمكانة لا بالمكان،

 

Bagi penjelasan penafian tempat dan arah bagi Allah ini al-Imam Malik memberikan petunjuk dengan sabda

Rasulullah:

 

"لا تفضلوني على يونس بن متى"

(Jangan kalian agung-agungkan aku di atas nabi Yunus).

 

Al Imam Malik berkata:“Sesungguhnya penyebutan secara khusus dengan nabi Yunus adalah untuk memberikan pemahaman kesucian Allah dari tempat,

oleh karena nabi Muhammad diangkat ke arah atas hingga ke arsy sementara nabi Yunus diturunkan ke arah bawah hingga ke kedalaman lautan, namun demikian arah keduanya sama saja bagi Allah (artinya dua arah tersebut salah satunya tidak lebih utama dari lainnya, dan nabi Muhammad dan nabi Yunus sama-sama seorang nabi Allah).

Seandainya keutamaan itu semata-mata dengan tempat dan arah maka tentu nabi Muhammad lebih dekat -dari segi jarak- kepada Allah daripada nabi Yunus, dan tentunya Rasulullah tidak akan melarang kita melebih-lebihkan beliau di atas nabi Yunus.

 

Kemudian al Imam Nashiruddin

menjelaskan bahwa keutamaan itu adalah dengan derajat, bukan dengan tempat.

(Ithaf sadah juz 2 hal 171)

 



Post a Comment

Previous Post Next Post
close