Pacul, menurutnya terdiri tiga bagian. Pertama atau yang utama disebut Pacul, bagian inti terbuat dari lempengan logam, ada juga yang menyebut Langkir, karena bagian paling tajam masyarakat Jawa menyebutnya Landhep. Unsur kedua disebut Bawak, lingkaran gelung berlubang tempat kayu pegangan atau doran disematkan. Dan ketiga disebut Doran, batang kayu yang berfungsi sebagai pegangan cangkul.
Menurut wejangan Sunan Kalijaga kepada Ki Ageng Sela, cangkul terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1) Pacul (bagian yang tajam),
2) Bawak (lingkaran tempat batang doran), dan
3) Doran (batang kayu untuk pegangan cangkul).
PENJELASANNYA
PACUL dari kata: ngipatake barang kang muncul, artinya membuang bagian yang mendugul (semacam benjolan yang tidak rata). Sifatnya memperbaiki. Sebagai umat Islam, kita harus selalu berbuat baik dan selalu memperbaiki hidup kita yang penuh dosa. Maka, seperti halnya pacul yang baik, yaitu kuat dan tajam, kita harus kuat iman, tajam pikiran kita untuk berbuat kebaikan. Jadi, falsafah pacul tersebut mengandung makna ajaran agama yang tinggi nilainya.
BAWAK. Bawak dari kata obahing awak, artinya geraknya tubuh. Maksudnya: sebagai orang hidup wajib bergerak tubuh akan menjadi sehat. Arti istilah yang luas, bahwa sebagai manusia kita wajib berikhtiar, seperti halnya bekerja untuk memperoleh nafkah dunia dan bergerak mengerjakan shalat untuk memperoleh nafkah batin.
DORAN. Doran dari kata donga marang Pangeran, artinya berdo'a kepada Tuhan. Maksudnya: kita manusia sebagai umat harus selalu berdo'a kepada Tuhan, yakni Allah SWT. Karena do'a ini juga bagian vital dari ibadah. Apalagi shalat lima waktu merupakan kewajiban umat Islam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, harus dilaksanakan sepenuhnya.
Ketiga bagian tadi, tidak dapat berdiri sendiri. Untuk dapat difungsikan, ketiganya harus bersatu padu. Itulah sebabnya, dalam wejangan spirit spiritual Kanjeng Sunan Kalijaga, disebut Tri Tunggal atau satu kesatuan dari tiga unsur yang tidak dapat diceraiberaikan.
Post a Comment